Sabtu, 23 April 2011

Banyak tanaman di Indonesia ini yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat, namun belum dibudidayakan secara khusus. Salah satu diantaranya adalah belimbing wuluh (Averhoa Bilimbi) Selama ini, yangsering menggunakan belimbing wuluh adalah masyarakat Aceh. Pada umumnya, mereka mengolah belimbing wuluh menjadi penyedap rasa, yang disebut asam sunti. Selain itu mereka juga menggunakan air belimbing wuluh yang diperoleh dari proses pembuatan asam sunti itu untuk mengawetkan ikan dan daging. Penulis mencoba mengkaji lebiih jauh pemanfaatan air belimbing wuluh sebagai alternatif untuk mengawetkan ikan dan daging. Untuk itu penulis mengadakan penelitian untuk melihat ketahanan ikan dan daging yang diawetkan dengan air belimbing wuluh. Selain itu, penulis juga mengkaji keekonomisan penggunaan air belimbing wuluh tersebut. Setelah mengadakan percobaan dan pengamatan, akhirnya penulis dapat menyimpulkan bahwa air belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengawetkan ikan dan daging. Selain itu, penggunaan air belimbing wuluh ternyata sangat ekonomis karena mendapatkannya, hampir tidak memerlukan biaya sama sekali. Penulis berharap agar air belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengawetkan ikan dan daging oleh siapa saja, tidak hanya terbatas pada masyarakat Aceh, karena telah terbukti mampu mengawetkan ikan dan daging. Selain itu penulis menghimbau agar tanaman belimbing wuluh dapat dibudidayakan secara khusus karena dapat mendatangkan banyak manfaat.

berbagai manfaat blimbing wuluh

MANFAAT BELIMBING WULUH

SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

Gusi berdarah
  • Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik segar maupun manisannya secara rutin setiap hari
  • 2 buah belimbing wuluh dimakan setiap hari

Jerawat
  • Siapkan 3 buah belimbing wuluh segar. Cuci hingga bersih. Buah diparut dan diberi sedikit garam.
  • Tempelkan pada kulit yang berjerawat. Lakukan 2 kali sehari.
  • Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
  • 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
Tekanan darah tinggi.
  • Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yang sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke dalam panci berisi 4 gelas air dan rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum 1 gelas sehari.
  • Buah yang besar dan berwarna hijau diparut, ambil airnya dan diminum.
  • 3 buah belimbing diparut, peras airnya, diminum sekali sehari.
  • 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum setelah makan pagi.
  • 10 buah belimbing wuluh, 1 jari rimpang kunyit, 1/4 genggam daun meniran, 3 jari labu air, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

Obat kompres pada sakit gondongan.

Daun ditumbuk bersama bawang putih.

Obat batuk
  • Daun, bunga, buah yang masing-masing sama banyaknya direbus dalam air yang mendidih selama 1/2 jam, dan minum airnya.
  • Segenggam daun belimbing wuluh, segenggam bunga dan 2 buah belimbing, gula batu, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari.
  • Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan malam sewaktu perut kosong. (Batuk pada anak)
  • 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.
  • 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, lakukan 2 kali sehari. (batuk rejan)
  • Buah belimbing wuluh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah. (batuk rejan)

Diabetes.

6 buah belimbing wuluh dilumatkan, direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari.

Gondongan

  • 1/2 genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dengan 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yang gondongan.
  • 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat yang sakit.

Rematik

  • Segenggam daun belimbing wuluh dicuci, tumbuk sampai halus, tambahkan kapur sirih, gosokkan ke bagian yang sakit.
  • 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yang sakit.
  • 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

Sariawan

  • 10 kuntum bunga belimbing wuluh, asam jawa, gula aren direbus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal 3/4, saring, minum 2 kali sehari.
  • Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring, dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
  • 2/3 genggam bunga belimbing wuluh, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.

Sakit gigi

5 buah belimbing wuluh setelah dicuci bersih, dikunyah dengan garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya.

Pagel linu

1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit

Panu

10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari

Sariawan usus, getah empedu sedikit
Buah diolah menjadi selai, makan.


Sakit gigi berlubang

5 buah belimbing wuluh dicuci bersih, makan dengan sedikit garam, kunyah ditempat gigi yang berlubang

SEBAGAI PEMBERSIH

Kerak pada alat-alat dapur yang terbuat dari bahan plastik

Potong buah belimbing wuluh dan gosokan pada peralatan tersebut

Pembersih kamar mandi

Hancurkan belimbing wuluh yang sudah tau kemudian campur dengan air dan siram ke dinding dan lantai kamar mandi. Diamkan semalaman trus sikat dan bilas dengan air.

*** Diambil dari berbagai sumber ***

Jumat, 22 April 2011

Kuliner Bangka

1. Kemplang/Getas

Kemplang atau kerupuk merupakan salah satu makanan khas Kabupaten Bangka. Jenis makanan ini banyak dijumpai di toko-toko tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bangka. Industri usaha pembuatan kemplang tergolong dalam industri rumah tangga dimana sebagian besar diusahakan oleh kaum ibu-ibu rumah tangga. Daerah sentra pembuatan kemplang di Kabupaten Bangka adalah Kecamatan Belinyu, Sungailiat dan Merawang. Yang paling dikenal di Kabupaten Bangka adalah kemplang Belinyu yang memiliki ciri khas dan rasa yang enak.

Kemplang termasuk kedalam makan selingan atau dapat juga sebagai lauk pauk. Bahan dasar yang digunakan adalah ikan dan tepung tapioka. Dapat pula ikan diganti dengan udang atau cumi-cumi.

Bahan-bahan :

  • Ikan Tenggiri
  • Tepung Tapioka
  • Garam
  • Bumbu penyedap

Peralatan :

  • Alat penggiling ikan
  • Alat Penjemuran
  • Alat Penggorengan
  • Alat Pemotong kemplang

Proses Pembuatan

  1. Mula-mula ikan dibersihkan dari sisik, perut dan kepalanya. Lalu dicuci bersih dan ditiriskan. Pisahkan daging ikan dari tulangnya.
  2. Daging ikan yang telah bersih dari tulang kemudian digiling dengan menggunakan alat penggiling ikan.
  3. Daging ikan yang telah halus dicampur dengan garam dan diaduk rata. Setelah tercampur rata, daging ikan dicampur dengan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata hingga menjadi setengah padat dan dapat dibentuk lenjeran.

Untuk Kemplang :

a. Lenjeran bahan kemplang direbus di air yang sudah mendidih dan akan mengapung apabila telah masak atau dapat juga dikukus hingga matang. Diamkan hingga dingin dan agak keras. Lenjeran yang telah keras tersebut dipotong-potong dengan ketebalan tertentu, kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat digoreng.

b. Kemplang tersebut dapat juga digoreng dengan menggunakan pasir yang disebut kemplang panggang. Caranya pasir bersih yang diambil dari dasar sungai dikeringkan menggunakan sinar matahari, kemudian ditaruh diwajan dan dipanaskan. Setelah pasir diwajan benar-benar panas, benamkan kemplang kedalam pasir panas tersebut. Sambil dibolak-balik hingga matang.

Untuk Getas :

a. Adonan setengah padat tersebut dibuat bulatan sebesar ibu jari atau berbentuk lenjeran kecil (diameter 1-2 cm), kemudian dipotong-potong dan langsung digoreng didalam minyak panas.

2. Kericu

Kericu merupakan salah satu jenis panganan cemilan khas Bangka yang memiliki cita rasa yang enak dan bergizi tinggi. Bahan utama pembuatan kericu adalah telur cumi-cumi dan sagu (tapioka). Produk ini masih tergolong home industri. Daerah terbanyak yang menghasilkan kericu adalah Kecamatan Sungailiat dan Belinyu.

Bahan dan peralatan :

a. Bahan :

- Telur cumi-cumi

- Sagu

- Telur ayam

- Garam

- Bumbu penyedap

b. Peralatan :

- Kuali

- Kompor

- Saringan

- Alat pengaduk

- Baskom

- Saoki

- Penggilingan ikan

Proses Pembuatan :

a. Telur cumi-cumi dicuci bersih hingga terpisah antara telur dengan kotoran, lalu ditiriskan. Kemudian telur tersebut digiling dengan menggunakan penggilingan ikan..

b. Telur cumi-cumi yang telah halus dicampur dengan telur ayam, garam dan bumbu penyedap lalu diaduk rata.

c. Setelah tercampur rata hingga menyerupai bubur, sagu dimasukkan sedikit demi sedikit hingga menjadi adonan setengah padat.

d. Adonan tersebut kemudian dibentuk sesuai selera, biasanya kericu dibentuk seperti stik kayu kecil-kecil. Adonan yang telah dibentuk langsung direndam kedalam minyak dingin agar tidak menyatu antara satu dengan lainnya.

e. Minyak goreng terlebih dahulu dipanaskan, setelah panas lalu kericu yang telah direndam minyak dimasukkan ke dalam penggorengan. Angkat setelah masak dan ditiriskan hingga kering.

3. Rusip

Rusip merupakan makanan tradisional masyarakat Bangka. Makanan ini dibuat dari ikan teri yang difermentasikan. Rusip digunakan sebagai pengganti sambal untuk lalapan. Rusip diproduksi secara merata di setiap daerah di Kabupaten Bnagka. Namun skala pengusahaannya masih kecil (skala rumah tangga). Jenis makanan ini banyak dijumpai di toko-toko penjual makanan khas yang ada di Kabupaten Bangka, ada pula yang dijajakan langsung dari rumah ke rumah.

Bahan dan peralatan :

Bahan :

- Ikan teri segar

- Garam

- Gula aren

Peralatan :

- Baskom

- Saoki

- Toples/botol

Proses Pembuatan :

a. Ikan teri segar dibersihkan dari kotoran dan kepalanya dibuang. Kemudian dicuci hingga benar-benar bersih lalu tiriskan hingga benar-benar kering.

b. Campur ikan dengan garam sambil diremas-remas hingga benar-benar tercampur rata. Diamkan selama + 1 hari didalam wadah yang tertutup rapat.

c. Masak gula aren dengan air hingga gula aren larut ke dalam air. Biarkan air gula dingin.

d. Setelah + 1 hari, buka asinan ikan teri. Campurkan air gula aren dengan asinan ikan teri. Kemudian masukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat. Biarkan selama + 1 minggu. Jika rusip telah menghasilkan aroma yang khas dan rasanya agak asam maka rusip sudah siap dikonsumsi.

e. Rusip dapat dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu ataupun dimasak terlebih dahulu sesuai selera dengan menambahkan irisan bawang merah dan cabe rawit.

4. Terasi bubuk

Terasi merupakan bahan penyedap masakan agar lebih enak dan sedap. Terasi dikenal dalam bentuk padat dan bubuk. Terasi bubuk mulai dikenal sejak tahun 2000. Terasi ini diproduksi oleh home industri, namun produk diversifikasi terasi ini masih jarang ditemukan dipasar karena masyarakat luas lebih mengenal terasi dalam bentuk padat. Kelebihan terasi bubuk ini lebih praktis dalam penggunaan dan lebih tahan lama. Daerah pembuatan terasi di Kabupaten Bangka adalah Kecamatan Sungailiat dan Belinyu.

Bahan dan peralatan :

a. Bahan :

- Udang halus (kecil)

- Garam

b. Peralatan :

- Blender

- Kompor

- Oven

- Alat pengaduk

- Baskom

- Ayakan

- Penggilingan ikan

- Tampah

- Kuali

Proses Pembuatan :

a. Udang dicuci dan dipisahkan dari kotoran, kemudian ditiriskan.

b. Udang yang sudah ditiriskan dicampur dengan garam hingga merata dan dibiarkan selama 1 (satu) malam, kemudian dijemur dengan panas matahari selama 4 jam.

c. Udang yang sudah dijemur kemudian digiling dengan menggunakan penggilingan ikan atau dapat ditumbuk dengan lesung. Setelah halus dijemur lagi dengan panas matahari hingga kering selama 1 – 2 hari, tergantung cuaca.

d. Bahan udang yang sudah kering tersebut diblenber sampai halus dan diayak hingga menghasilkan bubuk terasi.

e. Proses akhir terasi bubuk digongseng sampai masak, diangkat dan didinginkan.

5. Pantiaw

Pantiaw merupakan salah satu makanan selingan khas Bangka. Makanan ini mirip dengan laksa tetapi berbeda bentuknya. Pantiaw diproduksi di hampir setiap daerah di Kabupaten Bangka dalam skala rumah tangga. Pemasarannya pun masih sangat sederhana. Biasanya pantiaw dijajakan dari rumah ke rumah atau di toko-toko/warung penjual makanan. Bahan utama pembuatan pantiaw adalah sagu dan tepung beras.

Bahan dan peralatan :

a. Bahan :

Bahan pantiaw

- Sagu

- Tepung beras

- Garam

Bahan bumbu ikan

- Ikan tenggiri

- Minyak goreng untuk menumis

- Bawang merah

- Bawang putih

- Jahe

- Merica bubuk

- Ketumbar

- Daun salam

- Serai

- Garam

- Penyedap

b. Peralatan :

- Gilingan ikan

- Ampia

- Kukusan

- Kompor

-


Kamis, 07 April 2011

[R@ntau-Net] FYI Memetik Berkah Minyak Goreng Bekas

http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2004081200352628

Memetik Berkah Minyak Goreng Bekas

PARA ibu rumah tangga, mungkin kerap kali dibikin pusing dengan minyak goreng yang sudah dipakai untuk memasak. Mau dibuang sayang, tetapi mau dipakai juga mengkhawatirkan karena sudah tidak lagi jernih. Bisa-bisa justru memunculkan penyakit. Ini sekadar pernik-pernik kehidupan dapur, tapi inilah realitas kecil yang sering hilir mudik di sekitar kita.

Seperti diketahui bersama, minyak goreng yang sudah dipakai berulang kali akan mengalami serangkaian reaksi kimia, antara lain hidrolisis, oksidasi termal, dan polimerisasi termal. Untuk itu, kebanyakan ibu rumah tangga akan membuang sisa minyak goreng tersebut setelah tiga atau empat kali menggoreng.

Sebuah penemuan dari dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) Ir Ambar Rukmini MP, mungkin bisa sedikit memecahkan masalah tersebut. Melalui rangkaian penelitian, Ambar telah menemukan teknologi tepat guna yang bisa menjernihkan jelantah.

Cara itu juga tidak begitu susah, yakni dengan mencampurkan atau menggoreng arang sekam dalam kadar tertentu ke dalam minyak goreng yang telah dipakai.

"Satu persen saja arang sekam itu dicelupkan dalam minyak goreng panas selama 30 menit, akan menjernihkan minyak bekas yang secara kimia, fisik, maupun organoleptik, mendekati kualitas minyak yang masih segar," papar Ambar kepada wartawan kemarin.

Ambar menyebutkan, penelitiannya itu, sebenarnya dia lakukan pada 2003 lalu. Penelitian itu sengaja dilakukan, karena banyak minyak goreng bekas yang terbuang. Kalaupun ada yang masih menggunakan, dampaknya bisa merugikan kesehatan masyarakat. Latar belakang seperti inilah, yang kemudian mendorong dirinya melakukan riset secara intens terhadap minyak goreng yang telah dipakai.

Dengan penelitiannya itu, Ambar berhasil meraih predikat dosen terbaik tingkat PTS di Kopertis Wilayah V DIY. Dan saat ini Pembantu Dekan I Fakultas Teknologi Pertanian UWM Yogyakarta ini, juga masuk sebagai salah satu finalis dosen terbaik se-Indonesia. Tentu saja, predikat ini diraih atas kerja keras Ambar ketika berhadapan dengan objek yang ia teliti.

Menurut Ambar, selama proses menggoreng, minyak akan menyebabkan perubahan komposisi asam lemak serta kualitas minyak. Jika dikonsumsi, asam lemak yang berbeda akan menyebabkan perbedaan metabolisme dalam tubuh, bahkan bisa meningkatkan konsentrasi kolesterol plasma.

Penelitian Ambar itu, juga dilakukan pada minyak sawit komersial, yang digunakan untuk menggoreng singkong sebagai contoh sumber karbohidrat, tahu putih sebagai contoh sumber protein nabati, dan lele sebagai contoh sumber protein hewani.

Dalam penelitian itu diketahui bahwa masa guna minyak sawit komersial pada penggorengan singkong hanya 4 kali 5 jam masa penggorengan, sedangkan pada penggorengan tahu putih maupun ikan lele, masing-masing hanya 3 X 5 jam masa penggorengan. "Setelah lewat masa waktu itu, minyak goreng sudah tak layak pakai lagi."

Namun, hal itu bisa diatasi dengan menggoreng 1% bubuk arang sekam dicelupkan selama 30 menit. Hasilnya, minyak goreng yang sudah tidak terpakai itu, secara kimia dan fisik bisa ditingkatkan kualitasnya dan hampir menyerupai minyak pertamanya. Minyak hasil arang sekam itu pun masih layak dipakai walaupun disimpan selama 3 bulan berturut-turut.

Temuan Ambar, jika disebarluaskan ke publik, akan memberi manfaat yang besar bagi ibu-ibu yang sering gemar memasak di dapur. Banyak sekali ibu-ibu yang membuang minyak goreng bekas karena tidak tahu bagaimana harus mengolah.

Paling tidak, temuan Ambar, patut disambut kaum ibu, agar bisa memanfaatkan setitik apa pun minyak goreng bekas, sehingga tidak ada yang tersisa sia-sia. Selamat untuk Ambar, dosen yang penuh dedikasi. Mudah-mudah jejak Ambar bisa diikuti para dosen, yang tidak hanya mengabdi ke dunia teks, tapi juga realitas kehidupan yang sebenarnya. Amirudin Zuhri/B-4


Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================

_________________________________________________________________
Get ready for school! Find articles, homework help and more in the Back to School Guide! http://special.msn.com/network/04backtoschool.armx


____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________
  • [R@ntau-Net] FYI Memetik Berkah Minyak Goreng Bekas Z Chaniago