Putri malu atau mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah
dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu"
dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota
polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih
cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena
setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.
Daun
putri malu akan menguncup apabila disentuh. Pusat reaksinya terletak
pada bantalan daun, yaitu bagian kecil yang menggembung pada ujung-ujung
daun yang menempel pada rantingnya.
Tanaman putri malu menghisap makanan dari
tanah serta mengirimnya ke seluruh bagian tubuh tanaman. Sebagian kecil
dari cairan ini terkumpul di bantalan daun dan berdiam di sana. Apabila
terjadi sentuhan, di bagian daun manapun, cairan di bantalan daun ini
bergerak sehingga terjadi perubahan tekanan cairan di sepanjang ranting
daun dan lembaran daun. Akibatnya daun pun menguncup seketika.
Daun
putri malu dapat menguncup seketika dalam beberapa detik saja, namun
memerlukan waktu yang lama hingga 30 menit kemudian untuk dapat
mengembang kembali. Ini disebabkan karena tanaman harus kembali memompa
dan menebarkan kembali cairan ke seluruh bagian tubuh secara merata.
Begitu
pula bila sinar matahari perlahan menghilang ketika hari telah
menjelang malam. Namun bedanya, gerak fotonasti ini berlangsung lebih
lambat. Sejak sinar matahari memudar hingga benar-benar menghilang.
Putri malu akan menguncupkan daunnya dan akan mengembangkannya kembali
keesokan harinya ketika sinar matahari telah menyentuh bagian bantal
daunnya. Gerak ini disebut sebagai sikap tidur. Sementara gerak
haptonasti lebih dikenal sebagai sikap pertahanan karena bisa
menghindarkan dari dimangsa hewan. Melihat daun yang kuncup dan layu,
sebagian hewan akan kehilangan minat dan tidak jadi menyantap si putri
malu.
Rangsangan
pada putri malu menjalar baik dari ujung ke pangkal maupun dari pangkal
ke ujung. Jika sebatang korek api menyala ditaruh di bawah ujung
selembar daunnya, maka bukan daun itu saja yang segera menguncup, tetapi
secara bertahap dengan cepat semua daun yang lain yang setangkai dengan
daun itu akan menguncup pula. Kemudian perlahan-lahan ruas utama pun
bereaksi, akhirnya rangsangan itu perlahan-lahan bergerak ke seluruh
bagian atas dan bawah batang dan menyebabkan keadaan terkulai yang
menyeluruh. Kita rasanya sedang menonton perjalanan rangsang sepanjang
susunan saraf seekor binatang dengan gerak yang sangat lambat. Namun
timbul pertanyaan dalam benak kita bagaimana mungkin “putri malu’ dapat
menjalarkan rangsang ke bagian atau seluruh tubuhnya padahal dia
tidak memiliki sistem saraf seperti yang dimiliki manusia atau hewan?
Tanpa pemikiran yang mendalam mustahil kita mampu menjawab pertanyaan
ini.
Sudah
semestinya kita sebagai makhluk yang diberi akal, memanfaatkan akal ini
untuk berfikir. Dengan berfikir mendorong kita untuk dapat berikhtiar
dengan cara melakukan penelitian. Sehingga kita dapat mengetahui
bagaimana putri malu mereaksi rangsangan yang mengenainya. Dengan
demikian, kita akan lebih memahami ayat-ayat allah karena kita akan
menyadari bahwa penjalaran rangsang yang terjadi ini telah diatur oleh
yang maha kuasa.
Pembengkakan
sebagai alat peka dalam ilmu botani putri malu tergolong keluarga
mimosaceae dan memiliki nama ilmiah mimosa pudica. Mimosa ini memiliki
susunan daun kecil teratur simetris sepanjang tangkai daun. Tiap daun
ditopang oleh suatu pembengkakan di pangkal lekatannya pada ranting.
Sedang tiap ranting mempunyai pembengkakan serupa di pangkal nya pada
batang. Pembengkakan ini (pulvinus) merupakan bagian yang peka terhadap
rangsangan. Struktur ini mampu menimbulkan gerak daun-daun atau anak
daun, yaitu gerak buka-tutup
.[sumber]http://blogsr0812.blogspot.com/2011/01/mengapa-daun-putri-malu-menguncup-bila.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar