Rabu, 13 Juni 2012

Khasiat di Balik Tanaman Hias

INDONESIA merupakan negara yang dikenal memiliki keanekargaman hayati. Dari sekian juta tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia, banyak di antaranya yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tanaman hias memiliki keindahan, baik pada bunga, daun maupun pada keseluruhan bagian tanaman. Tanaman hias ini umumnya digunakan orang untuk meningkatkan kenyamanan hidup serta menciptakan lingkungan yang bersih dan segar.
Beberapa jenis tanaman hias memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai tanaman hias juga sebagai obat untuk beberapa penyakit yang lazim ditemukan di kalangan masyarakat. Manfaat masing-masing tanaman hias tersebut tidak sama karena kandungan di dalamnya juga berbeda. Dengan kandungan yang berbeda tersebut, dapat dibuat ramuan obat yang berasal dari satu tanaman atau dari beberapa tanaman.
Ramuan obat ini dibuat dengan cara yang sederhana. Jika digunakan sesuai aturan, ramuan ini tidak akan menimbulkan efek samping. Di bawah ini dipaparkan beberapa tanaman hias yang dapat digunakan untuk ramuan obat.
  • 1. Bakung putih (crinum asiaticum linn). Tanaman hias berbunga putih ini mengandung zat alkaloida (likorin) yang berkhasiat menyembuhkan penyakit frambusia. Ramuannya, tumbuk hingga halus 20 buah bakung putih dan 2 cangkir beras merah. Tambahkan air secukupnya dan masak hingga mendidih. Ramuan digunakan untuk mengusap bagian tubuh yang terkena frambusia. Lakukanlah 2-3 hari sekali.
  • 2. Cocor bebek (kalanchoe pinnata). Tanaman hias ini mengandung appelzuur, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium oksalat, asam formiat, dan tannin. Berkhasiat menyembuhkan sakit kepala, batuk, sakit dada, borok, dan penyakit kulit lainnya, menyembuhkan demam, memperlancar haid yang tidak teratur, obat luka, serta bisul. Ramuan untuk sakit kepala, batuk, sakit dada, dan borok, daun cocor bebek secukupnya digiling hingga halus dan tempelkan pada bagian yang sakit. Sedangkan untuk obat demam, rebus lima lembar daun cocor bebek dengan 2-3 gelar air. Daun direbus selama 30 menit dengan api kecil, minum air rebusan dua kali sehari. Bisa juga daun dipotong-potong tanpa direbus kemudian tempelkan pada perut. Untuk obat haid yang tidak teratur, giling halus 10 lembar daun cocor bebek, 5 jari labu air, 5 buah majakan, 1 buah mentimun, 10 lembar daun dadap srep, 10 lembar daun sambaing colok, tambahkan air garam secukupnya. Kemudian diusapkan ke perut, lalu balut dan lakukan dua kali sehari. Untuk obat luka, cuci 10 lembar daun cocor bebek, giling sampai halus, tambahkan 1 sendok makan air kapur sirih. Usapkan pada luka dan bebat dengan kain bersih. Lakukan dua kali sehari. Sedangkan untuk obat bisul, cuci enam lembar daun cocor bebek dan giling sampai halus. Tambahkan air garam secukupnya. Usapkan pada bisul dan sekelilingnya, kemudian balut. Lakukan 1-2 kali sehari sampai sembuh.
  • 3. ”Jawer kotok” (coleus atropurrieus). Tidak semua jenis jawer kotok berkhasiat obat. Jawer kotok yang berkhasiat obat adalah yang daunnya berwarna cokelat merah tua polos. Daun jawer kotok mengandung zat alkaloida, mineral, minyak terbang, dan zat pati. Tanaman ini dapat mengobati radang telinga, keputihan, dan wasir. Ramuan untuk radang anak telinga, cuci 1/2 genggam daun jawer kotok, giling sampai halus, tambahkan tiga sendok makan air masak, peras, dan saring. Air perasan diteteskan pada anak telinga yang sakit 3-6 kali sehari. Ramuan untuk keputihan, cuci 2/3 genggam daun jawer kotok, rebus dengan tiga gelas air bersih hingga hanya tersisa 3/4 gelas. Saring air rebusan setelah dingin. Minum air rebusan bersama madu tiga kali sehari. Sedangkan ramuan obat wasir, rebus 12 lembar daun jawer kotok dengan dua gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas. Minum sekali sehari.
  • 4. Kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis linn). Bunganya mengandung hibiscetin, sedangkan batang dan daunnya mengandung kalsium oksalat, peroksidase, lemak, dan protein. Berkhasiat mengobati bronchitis, gonorhoea (kencing nanah), haid tidak teratur, obat sakit panas, demam pada anak-anak, sariawan, batuk, gondok, dan sakit kepala. Ramuan untuk bronchitis, cuci dua kuntum bunga kembang sepatu, lalu tumbuk sampai halus. Beri 3/4 gelar air masak dan sedikit garam. Aduk ramuan tersebut hingga merata, lalu peras dan saring. Minum dua kali sehari. Atau bisa juga dengan ramuan, rebus 2-3 kuntum bunga kembang sepatu dengan 2 gelar air sekira 15 menit, kemudian saring. Air rebusan yang telah disaring diminum dua kali sehari. Ramuan untuk kencing nanah, cuci enam kuntum bunga kembang sepatu, rebus dengan tiga gelas air hingga airnya tersisa 3/4 gelas. Setelah itu, saring dan didiamkan (diembunkan) selama satu malam. Minum dengan madu tiga kali sehari sebanyak 1/2 gelas. Ramuan untuk haid tidak teratur, cuci tiga kuntum bunga kembang sepatu, lalu giling hingga halus. Tambahkan satu gelas air masak dan sedikit cuka. Selanjutnya peras dan saring. Minum 2-3 kali sehari sebanyak 1/2 gelas. Ramuan untuk sakit panas, tumbuk akar kembang sepatu secukupnya hingga halus, rebus dengan tiga gelas air mendidih sekira 30 menit, lalu saring. Air rebusan diminum tiga kali sehari sebanyak satu gelas. Ramuan untuk demam pada anak-anak, lumatkan daun kembang sepatu segar secukupnya dengan sedikit air. Lumurkan di seluruh badan 2-3 kali sehari. Ramuan untuk sariawan dan batuk, rebus daun kembang sepatu secukupnya dalam tiga gelas air mendidih selama 15 menit, lalu saring. Air rebusan diminum tiga kali sehari. Ramuan untuk gondok, siapkan akar kembang sepatu secukupnya dan air secukupnya. Akar diserbukkan dan direbus dalam air mendidih selama 1/2 jam. Kompreskan pada bagian yang sakit 2-3 kali sehari. Ramuan untuk sakit kepala, serbuk daun kembang sepatu direbus selama 1/2 jam dan dikompreskan pada dahi.
  • 5. Kenanga (canangium odoratun baill atau cananga odorata). Tanaman hias ini mengandung minyak terbang. Berkhasiat mengobati penyakit kudis. Untuk membuat ramuannya, siapkan 3 buah kulit batang kenanga sebesar jari tangan, 1 sendok makan minyak kelapa, dan 2 sendok teh minyak kayu putih. Kulit batang dicuci, lalu ditumbuk sampai halus. Selanjutnya campur dengan minyak kelapa dan minyak kayu putih. Gosokkan dua kali sehari pada kulit yang terserang kudis.
  • 6. Mawar (rosa damascena mill). Bunga mawar wanginya harum karena adanya minyak atsiri di dalamnya. Minyak atsiri ini mengandung zat sitrat, sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletilalkohol, farnesol, dan nonilal-dehida. Berkhasiat untuk mengobati gigitan serangga berbisa, gabag (morbili), dan jerawat. Ramuan untuk gigitan serangga berbisa, siapkan 1 kuntum bunga mawar, 10 kuntum bunga melati, 2 kuntum bunga kenanga, dan 1 sendok teh minyak kelapa. Bunga dicuci bersih, lalu digiling sampai halus. Remaslah campuran ketiga bunga tersebut dengan minyak kelapa. Ramuan dioleskan pada luka bekas gigitan atau sengatan serangga, lalu dibalut. Ramuan untuk gabag, cuci 15 kuntum bunga mawar, kemudian rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa 3/4 gelas. Setelah itu disaring. Air mawar ini diminum tiga kali sehari. Ramuan untuk jerawat, rebus bunga mawar secukupnya dengan sedikit air. Setelah itu, air mawar yang telah disaring sebanyak dua sendok dicampur dengan satu sendok teh serbuk belerang. Oleskan pada malam hari sebelum tidur pada kulit yang terkena jerawat.
  • 7. Melati (jasminum sambac). Melati mengandung zat-zat bensil, livatilasetat, dan indol. Berkhasiat untuk mengurangi produksi ASI, mengobati sakit mata, bengkak akibat sengatan lebah, demam, sakit kepala, sesak napas, dan jerawat. Ramuan untuk mengurangi produksi ASI, tumbuk satu genggam daun melati sampai halus. Tempelkan di sekitar payaduara setiap pagi sebelum mandi. Ramuan untuk mata merah atau bengkak, tumbuk satu genggam daun melati hingga halus. Tempelkan pada dahi. Bila sudah kering, ganti dengan bahan ramuan yang baru. Ramuan untuk bengkak akibat sengatan lebah, remas-remas satu genggam bunga melati sampai halus. Tempelkan pada bagian yang terkena sengatan lebah. Ramuan untuk demam dan sakit kepala, satu genggam daun melati dan 10 bunga melati diremas-remas dengan tangan, lalu rendam dalam air secukupnya. Air rendaman digunakan untuk mengompres dahi. Ramuan untuk sesak napas, rebus 10 lembar daun melati dalam tiga gelas air sampai mendidih dan tersisa dua gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring. Tambahkan sedikit garam. Minum dua kali sehari, pagi dan sore sebanyak 1/2 gelas. Ramuan untuk jerawat, tumbuk 20 kuncup melati, 2 potong asam jawa yang lama dengan panjang 80 cm, belerang sebesar telur cecak hingga halus, lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Gosokkan pada muka dua kali sehari.
  • 8. Wijayakusumah (epiphylum sp.). Kandungan di dalam tanaman ini belum pernah diteliti, namun telah terbukti dapat mengurangi rasa sakit dan mempercepat pembekuan darah sehingga tanaman ini berkhasiat untuk menyembuhkan luka. Adapun ramuannya, tumbuk satu helai daun wijayakusuma hingga halus. Oleskan pada luka, kemudian balut dengan perban.
  • 9. Bunga matahari (helianthus annus). Biji bunga matahari mengandung senyawa kelompok flavonoida, polifenol, betasitosterol, dan protaglandin. Berkhasiat untuk menurunkan demam. Adapun ramuannya, sangrai 100 g biji bunga matahari selama 15 menit kemudian ditumbuk hingga lumat. Tambahkan 1/2 gelas air, lalu aduk hingga menjadi adonan seperti bubur.
  • 10. Kecubung (datura metel). Tanaman ini mengandung alkaloid atau disebut hiosamin (atropin) dan skopolamin. Alkahoid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas pada bagian luar. Biji kecubung mengandung hiosin dan lemak, sedangkan daunnya mengandung kalsium oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit, asma, sakit pinggang, bengkak, encok, eksim, dan radang anak telinga. Ramuan untuk rematik, tumbuk daun dan bunga kecubung secukupnya, bawang merah secukupnya, dan jahe secukupnya. Hasil tumbukan tempelkan pada bagian yang sakit. Ramuan untuk sembelit, dua lembar daun kecubung diolesi minyak kelapa lalu dipanggang di atas api hingga layu. Daun yang telah dipanggang tempelkan di bagian bawah perut. Lakukan 2-3 kali sehari. Ramuan untuk asma, iris halus beberapa lembar daun kecubung, jemur hingga kering. Daun dibuat lintingan, lalu diisap seperti mengisap rokok. Ramuan untuk sakit pinggang, tumbuk 5-10 lembar daun kecubung yang berbatang ungu dan kapur sirih secukupnya hingga halus. Tempelkan pada pinggang yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. Ramuan untuk bengkak, basahi daun kecubung dengan minyak kelapa kemudian dipanggang dan diremas. Tempelkan pada bagian yang bengkak 2-3 kali sehari. Ramuan untuk encok, cuci delapan lembar daun kecubung hitam dan giling sampai halus, kemudian diremas-remas bersama air kapur. Gosokkan pada bagian yang sakit dua kali sehari. Ramuan untuk eksim, tumbuk 25 g daun kecubung, lalu beri minyak kelapa secukupnya. Lalu, panaskan. Ramuan untuk radang anak telinga, cuci 10 lembar daun kecubung lalu giling sampai halus. Remas gilingan daun tersebut dengan dua sendok makan minyak kelapa yang telah dihangatkan terlebih dahulu. Lalu, peras dan saring. Minyak perasan diteteskan pada anak telinga yang sakit, lakukan dua kali sehari sebanyak lima tetes.
  • 11. Jengger ayam (celosia cristata). Tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol yang berkhasiat mengobati penyakit kencing nanah. Rebus dua gugus bunga jengger ayam dengan tiga gelas air bersih hingga mendidih dan tersisa 3/4 gelas, lalu didinginkan. Cara pemakaian dapat diminum dengan gula 3 kali sehari. Selamat mencoba! 
  • [dari berbagai sumber]http://blogsr0812.blogspot.com/2010/12/khasiat-di-balik-tanaman-hias.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar