Banyak dari hidangan khas kita berbahan utama daging sapi. Sebut saja rendang, empal, atau sate. Memasaknya, diperlukan trik khusus. Tak hanya soal meracik bumbu, tapi juga memilih daging yang tepat untuk setiap masakan.
Trik empuk
Untuk masakan tumis, gunakan potongan daging yang empuk karena waktu memasak yang tak lama. Sementara untuk masakan rebus atau semur, sebaiknya gunakan daging yang lebih padat. "Terutama saat memasak makanan yang direbus lama atau diungkep, seperti rendang. Daging yang empuk lebih mudah hancur saat pemasakan berlangsung," ujar Sous Chef Prasetyo Widodo dari Satoo Restaurant, Hotel Shangri-La, Jakarta.
Daging empuk, memang lebih disukai karena tidak membuat gigi Anda bekerja keras. Itu sebabnya, potongan empuk seperti tenderloin relatif lebih mahal. Namun jangan kehabisan akal. Dengan cara khusus, tekstur daging bisa dibuat lebih empuk. Misalnya dengan menusuk-nusuk daging menggunakan jarum khusus. Anda juga bisa membungkus daging menggunakan daun pepaya atau menipiskan daging dengan memukul-mukul kedua sisinya menggunakan palu daging. Ada juga produk pengempuk daging berupa bubuk, namun cara ini mungkin dapat mengubah rasa daging. Anda tentu ingin rasa dan kesegaran daging tetap prima, kan?
Pada tingkat produsen, juga dikembangkan cara-cara yang lebih teknis. Seperti dry aged beef, daging sapi yang disimpan dalam kelembaban minimal. Setelah disembelih dan dibersihkan, daging disimpan dalam ruangan khusus dengan sirkulasi udara yang baik. Temperatur ruangan terjaga pada suhu 0-2 derajat Celcius dengan kadar kelembaban 60 persen.
Selama masa penyimpanan, tiga sampai empat minggu, enzim alami dalam daging sapi bekerja menguraikan jaringan-jaringan daging. Setelah itu daging dibersihkan, dipotong dan dijual kepada konsumen. "Alhasil daging yang dihasilkan lebih lembut dengan rasa yang lebih kaya," ujar Dwi Aryanto, Perishable Manager di Ranch Market The Landmark, Jakarta.
Cermat memilih
Kelezatan olahan daging ditentukan kualitas bahan yang digunakan. Pilihlah daging sapi berwarna merah segar. Daging berwarna merah gelap menandakan sapi yang dipotong sudah tua atau terlalu lama dipajang di etalase. Daging sapi segar berpenampilan sedikit mengilap tapi tidak berlendir. Saat dipegang tidak terasa lengket di tangan.
Perhatikan warna lemak daging. Menurut Dwi Aryanto, daging segar memiliki lemak berwarna putih dengan rona merah muda, bukan putih pucat.
Bila membeli daging dalam kemasan kedap udara, pilih yang dingin, tidak memiliki cairan berlebih yang menggenang di dalam kemasan, serta dikemas dengan baik tanpa ada kecacatan pada pembungkusnya.
Masak daging pada hari yang sama saat membelinya. Bila tak terpakai seluruhnya, simpan daging di dalam freezer. Hindari membekukan daging berulang kali karena dapat menghilangkan saripatinya.
Trik empuk
Untuk masakan tumis, gunakan potongan daging yang empuk karena waktu memasak yang tak lama. Sementara untuk masakan rebus atau semur, sebaiknya gunakan daging yang lebih padat. "Terutama saat memasak makanan yang direbus lama atau diungkep, seperti rendang. Daging yang empuk lebih mudah hancur saat pemasakan berlangsung," ujar Sous Chef Prasetyo Widodo dari Satoo Restaurant, Hotel Shangri-La, Jakarta.
Daging empuk, memang lebih disukai karena tidak membuat gigi Anda bekerja keras. Itu sebabnya, potongan empuk seperti tenderloin relatif lebih mahal. Namun jangan kehabisan akal. Dengan cara khusus, tekstur daging bisa dibuat lebih empuk. Misalnya dengan menusuk-nusuk daging menggunakan jarum khusus. Anda juga bisa membungkus daging menggunakan daun pepaya atau menipiskan daging dengan memukul-mukul kedua sisinya menggunakan palu daging. Ada juga produk pengempuk daging berupa bubuk, namun cara ini mungkin dapat mengubah rasa daging. Anda tentu ingin rasa dan kesegaran daging tetap prima, kan?
Pada tingkat produsen, juga dikembangkan cara-cara yang lebih teknis. Seperti dry aged beef, daging sapi yang disimpan dalam kelembaban minimal. Setelah disembelih dan dibersihkan, daging disimpan dalam ruangan khusus dengan sirkulasi udara yang baik. Temperatur ruangan terjaga pada suhu 0-2 derajat Celcius dengan kadar kelembaban 60 persen.
Selama masa penyimpanan, tiga sampai empat minggu, enzim alami dalam daging sapi bekerja menguraikan jaringan-jaringan daging. Setelah itu daging dibersihkan, dipotong dan dijual kepada konsumen. "Alhasil daging yang dihasilkan lebih lembut dengan rasa yang lebih kaya," ujar Dwi Aryanto, Perishable Manager di Ranch Market The Landmark, Jakarta.
Cermat memilih
Kelezatan olahan daging ditentukan kualitas bahan yang digunakan. Pilihlah daging sapi berwarna merah segar. Daging berwarna merah gelap menandakan sapi yang dipotong sudah tua atau terlalu lama dipajang di etalase. Daging sapi segar berpenampilan sedikit mengilap tapi tidak berlendir. Saat dipegang tidak terasa lengket di tangan.
Perhatikan warna lemak daging. Menurut Dwi Aryanto, daging segar memiliki lemak berwarna putih dengan rona merah muda, bukan putih pucat.
Bila membeli daging dalam kemasan kedap udara, pilih yang dingin, tidak memiliki cairan berlebih yang menggenang di dalam kemasan, serta dikemas dengan baik tanpa ada kecacatan pada pembungkusnya.
Masak daging pada hari yang sama saat membelinya. Bila tak terpakai seluruhnya, simpan daging di dalam freezer. Hindari membekukan daging berulang kali karena dapat menghilangkan saripatinya.
recomended: http://female.kompas.com/read/xml/2010/12/11/09553168/agar.daging.sapi.cepat.empuk
http://chefrudy.blogspot.com/2011/01/agar-daging-sapi-cepat-empuk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar