Selasa, 11 Oktober 2011

Pengagungan Kepada Sunnah dan Wajib Mengamalkannya

Diriwayakan dari Irbadl bin Sariyah, telah berkata Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam :

Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah azza wa jalla. Mendengar dan taatlah sekalipun yang memerintahkan kepada kalian seorang hamba. Karena sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang masih hidup, maka ia akan menjumpai perselisihan yang... banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah khalifah yang terbimbing dan mendapatkan petunjuk setelahku. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian, dan berhati-hatilah terhadap hal- hal yang baru, karena sesungguhnya seluruh bid’ah adalah sesat. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Berkata Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu: “Janganlah engkau meninggalkan satu amalan pun yang Rasulullah melakukan amalan tersebut, kecuali engkau beramal dengannya. Sungguh aku sangat khawatir, jika engkau meninggalkan amalan yang diperintahkan oleh Rasulullah, maka engkau akan menyimpang”.

Berkata Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu: “Sungguh aku sangat khawatir hujan batu akan menimpa kalian, aku mengatakan: “Telah berkata Rasulullah”, sedangkan kalian mengatakan: “Telah berkata Abu Bakar dan Umar (membantah sabda nabi dgn perkataan selain nabi)”.

Berkata Umar bin Abdul Aziz : “Janganlah engkau berpaling kepada seseorang, padahal bersamaan dengan itu telah ada sunnah (ajaran) dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam”.

Berkata imam Adz-Dzahabi: “Jika engkau melihat ahlul kalam berkata: “Tinggalkan kami dari al-Qur’an dan hadits-hadits ahad, dan berikan kepada kami akal”, ketahuilah bahwasanya ia adalah Abu Jahal. Dan jika engkau melihat seorang sufi berkata: “Tinggalkan kami dari naql dan akal, dan berikan kepada kami perasaan dan kecintaan”, ketahuilah bahwa Iblis telah menampakkan dalam bentuk manusia atau ia telah menyatu dengannya. Jika engkau takut kepadanya, menghindarlah. Tapi jika engkau tidak takut, bantinglah ia dan dekaplah dalam dadamu dan bacakanlah padanya ayat Kursi dan cekiklah (lehernya)”.

Ketika imam Syafi’i ditanya tentang satu masalah dan beliau menjawab dengan menyebutkan riwayat dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berkata seorang penanya: “Wahai Abu Abdillah, engkau berkata dengannya?”. Maka beliau bergetar dan menggigil (badannya) dan bergoncang seraya berkata: ……..jika aku telah meriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam satu hadits, maka aku tidak berkata dengannya? Ya, wajib bagiku untuk mendengar dan memperhatikannya”.

Berkata Imam Al-Barbahari: “Jika engkau melihat seorang lelaki mencela hadits- hadits, menolak, atau menghendaki selainnya, maka ragukanlah keislamannya. Dan tidak diragukan lagi jika ia adalah ahlul ahwa (pengikut hawa nafsu) dan ahlul bid’ah”.

Berkata: Abul Qasim al-Ashbahani: “Telah berkata ahlus sunnah dari kalangan salaf: “Jika seorang lelaki mencela atsar-atsar (hadits), maka sepantasnya untuk diragukan keislamannya””.

Dan berkata Imam Ahmad bin Hambal: “Barangsiapa yang menolak hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam maka ia telah berada pada jurang kehancuran”.

(Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf edisi 11/Tahun I tgl 14 November 2003, penulis Ustadz Muhammad Umar As Sewed, judul asli “Wajibnya Mengamalkan Sunnah”.)

catatan: sunnah dlm hal ini artinya adalah semua ajaran agama dari rasulullah, jadi bukan sunnah dalam arti IBADAH YANG TIDAK WAJIB HUKUMNYA, karena kata SUNNAH memang memiliki berrbagai macam makna tergantung pada konteks kalimat dan penggunaannya

www.salafy.or.id

sumber http://id-id.facebook.com/pages/Majalah-Qiblati-Menyatukan-Hati-Dalam-Sunnah-Nabi/141465432572118

Tidak ada komentar:

Posting Komentar