Minggu, 13 Maret 2011

berbagai manfaat dari kunyit putih

Kunyit Putih, Bebaskan Diare dan Kembung

Salah satu tanaman obat keluarga (toga) kunyit putih mungkin tidak seakrab saudara kandungnya, kunir alias kunyit. Kunir sudah sangat akrab di dunia kuliner. Rimpang kunyit putih yang memiliki nama latin Curcuma zedoaria ini juga mengandung banyak khasiat bagi kesehatan.
Soal rasa memang lebih getir ketimbang saudaranya. Namun aromanya lebih khas dan kuat lantaran kandungan minyak atsirinya yang lebih banyak. Berdasarkan catatan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Ditjen POM, penelitian tentang kunyit putih atau kunir putih atau temu putih ini telah dilakukan di Cina sejak tahun 1988. Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang terdiri atas curdione dan curcumol. Memiliki sifat antioksidan yang dapat menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker, antiinflamasi (peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah.
Nenek moyang kita juga tak jarang mengonsumsi perasan rimpang kunyit putih ini selama masa nifas untuk membersihkan organ-organ yang berhubungan dengan persalinan. Namun konon kunyit putih sebaiknya tidak digunakan pada masa kehamilan karena dapat mengakibatkan keguguran.
Di Indonesia, penelitian tentang kunyit putih ini telah banyak dipublikasikan. Beberapa penelitian laboratorium telah membuktikan khasiatnya dalam uji klinis. Namun, uji klinis ini baru sebatas kegunaannya untuk mengatasi peradangan.
Tanaman yang masih satu keluarga dengan jahe ini memang bisa tumbuh dimana-mana, namun Indonesia khususnya Sumatera dan Jawa serta India, Srilangka, Malaysia, Nepal dikenal memiliki lahan subur untuk tanaman ini. AS sengaja mengimpor tanaman ini untuk bahan dasar pembuatan minyak wangi. Aromanya hangat, sejuk, khas kayu-kayuan dan dianggap mampu memberikan efek terapi relaksasi.
Kunyit putih juga memiliki khasiat sebagai tanaman yang dapat melawan pertumbuhan sel-sel kanker. Seperti yang dilakukan Oxford University, rimpang kunyit putih berkhasiat menghambat laju perkembangan sel kanker dan mencegah kerusakan gen yang menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker. Ini karena rimpang kunyit putih mengandung riboisme in activating protein (RIP) yakni protein toksis dan kurkumin. Senyawa protein inilah yang menghambat laju pengembangbiakan sel kanker. Efek terapinya bersifat tidak langsung dan memerlukan waktu lama karena harus menunggu sel kanker itu mati sendiri. Tak heran, pasien pun perlu kesabaran untuk mendapatkan hasilnya.ame
Untuk Atasi Kanker, Perlu Uji Klinis
Menurut peneliti obat tradisional dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair), Dr Mangestuti MS Apt, khasiat kunyit putih memang telah dikenal turun temurun. Uji klinis khasiat kunyit putih baru sebatas pemanfaatan minyak atsiri untuk gangguan pencernaan.
“Terkait khasiat kunyit putih untuk kanker, belum ada hasil penelitian resmi. Saat ini penelitian yang kami lakukan tentang kunyit putih sedang berjalan, belum ada hasil akhir untuk mengatasi penyakit-penyakit yang lain. Namun, soal literatur kunyit putih dan kanker telah banyak dimiliki manca negara,” terangnya.
Mangestuti menambahkan pada prinsipnya segala jenis akar rimpang memiliki khasiat yang hampir serupa. “Rata-rata tanaman rimpang semacam jahe, kunir, temu kunci memiliki kandungan minyak atsiri yang bagus untuk pencernaan. Misalnya sebagai pereda perut kembung, mual, sakit perut,” lanjutnya.
Meskipun belum semua khasiat kunyit putih ini terbukti lewat uji klinis, lanjut Mangestuti, tak sedikit orang yang telah merasakan khasiatnya. “Konsumsi perasan air kunyit putih dalam porsi wajar meskipun setiap hari terbukti tidak memberikan efek merugikan. Justru kunyit putih mampu mengatasi keluhan-keluhan pasien seperti gangguan pencernaan tersebut,” ujarnya.
Balitbangkes Departemen Pertanian RI membukuan penelitian kunyit putih dalam Jurnal Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Volume XVI, Nomor 1 Tahun 2006. Jus temu putih atau kunyit putih bersama dan temu mangga mampu mengatasi berbagai keluhan pada perut seperti sakit perut, diare, mual, sebah dan kembung. Uji coba ini dilakukan pada tikus putih jantan.
Hasil percobaan yang terlihat pada feses tikus tersebut membuktikan bahwa kunyit putih mampu mengatasi diare serta berkhasiat sebagai peluruh kentut (karminatif), disamping itu kunyit putih juga mempercepat penyembuhan luka dan memar.
Untuk pemakaian luar seperti memar, keseleo bisul yang sulit pecah cukup borehkan parutan rimpang kunyit putih pada bagian tubuh tersebut. Masyarakat tradisional juga kerap menggunakan gilingan rimpang yang menjadi serbuk dan dikeringkan sebagai bedak. ame

Terapi Kanker dari Alam

Di luar negeri dikenal curcumin dan ginseng Vietnam. di Indonesia ada temu putih, temu mangga, kunyit, dan mahkota dewa. Tanaman-tanaman itu dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tumor dan kanker.Sekali lagi tentang kanker. Pengobatan penyakit ini dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya terapi dilakukan dengan menggunakan teknologi modern dan terapi kimia, yakni dengan obat-obatan berbahan dasar kimia.
Terapi yang paling sering dilakukan adalah kemoterapi, radioterapi, dan kombinasi. Pada umumnya, terapi-terapi tersebut memiliki efek samping yang membuat para penderita merasa tidak nyaman dan malah mengeluhkan mual, rasa terbakar, saraf perasa tak berfungsi untuk sementara, pencernaan terganggu, dan rambut rontok. Penelitian terhadap terapi pengobatan tumor dan kanker juga dilakukan di berbagai penjuru dunia. Salah satu contohnya adalah vaksin untuk mengendalikan sel-sel kanker yang ditemukan oleh pakar kedokteran di Kuba. Penelitian juga dilakukan pada berbagai tanaman yang diduga memiliki khasiat obat. Di beberapa negara dan daerah, ada beberapa jenis tanaman yang mampu mengatasi tumor dan kanker. Contohnya temu putih dan keladi tikus yang banyak digunakan dalam ramuan antikanker oleh para terapis tradisional dan terapis herbal. Beberapa waktu lalu di Jakarta, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Sampurno mengemukakan, tanaman berkhasiat obat itu perlu dikembangkan. “Tanaman obat ini tak mengandung efek samping yang berarti bagi tubuh. Di samping itu, kita memiliki banyak pengalaman dalam menggunakannya secara turun-temurun. Karena itu, perlu peningkatan penelitian terhadap tanaman obat ini,” katanya. Antitumor Promoter
Banyak penelitian banyak melaporkan, pemicu tumor dan kanker berasal dari pengaruh dalam maupun luar tubuh. Pengaruh dari dalam tubuh berupa unsur genetika. Sedangkan pengaruh dari luar tubuh adalah lingkungan, seperti makanan, udara, dan faktor tekanan lingkungan.
Karsinogenik atau zat karsinogen merupakan unsur yang dinilai banyak pengaruhnya dalam menciptakan ketidaknormalan pertumbuhan sel dalam tubuh. Unsur yang bersifat racun bagi tubuh ini terdapat pada makanan dan lingkungan (seperti polusi udara).
Untuk pencegahan tumor dan kanker, cara yang paling penting adalah menghindari unsur karsinogen ini. Cara lainnya adalah mengonsumsi bahan-bahan yang terbukti menghambat atau mencegah pertumbuhan tumor atau kanker. Bahan-bahan inilah yang disebut antitumor promoter.
Salah satu antitumor promoter adalah curcumin (rimpang kunyit dan temu-temuan seperti temu putih). Menurut penelitian Kuo ML, Huang TS, dan Lin JK dari Toxicology College of Medicine, Universitas Nasional Taiwan, curcumin mengandung antioksidan dan juga antitumor promoter. Dalam laporannya yang dipublikasikan di Taipeh, Taiwan disebutkan, curcumin yang digunakan sebagai bumbu dan pewarna makanan itu memiliki zat aktif antioksidan, antiradang, dan antitumor.
Menurut hasil penelitian mereka, curcumin menghambat sel promyelocitik leukemia HL-60 (dalam kanker darah) dengan konsentrasi rendah sekitar 3,5 mikrogram/ml. Bahkan, daya hambat curcumin itu semakin tinggi bila dosisnya ditingkatkan. Sementara itu, sejumlah peneliti dari Jepang mengungkapkan kemampuan ginseng Vietnam. Laporan yang dipublikasikan di Medline itu menyebutkan, ginseng Vietnam dikenal memiliki khasiat untuk banyak penyakit serius dan meningkatkan kekuatan tubuh.
Para peneliti itu mengisolasi zat aktif dari ginseng, seperti protopanaxadiol-type saponin (ginsenosides-Rb1, -Rd2, -Re3, ginsenoside-Rg1, dan notoginsenoside R1. Unsur lainnya adalah ocotillol-type saponins seperti majonoside R1 dan majonoside R2. “Untuk mendapatkan agen kemopreventif kanker (antitumor promoter), kami menapis beberapa ekstrak tanaman dengan menggunakan efek inhibitori dari metode antigen virus Epstein-Barr (EBV-EA). Kandungan terbanyak adalah majonoside R2 yang ternyata paling kuat efeknya,” begitu laporan tersebut. Kemampuan unsur ini ternyata lebih tinggi dibanding asam glisiretik yang dikenal selama ini sebagai antitumor promoter.
Arsenik
Sementara itu, zat arsenik (As) yang beracun ternyata bisa digunakan untuk pengobatan kanker darah atau leukemia. Arsenik yang digunakan sebagai pembunuh hama dan sangat mematikan bagi makhluk hidup ini mampu membantu sebanyak 90 persen dari 63 pasien leukemia.
Penelitian tersebut dilakukan oleh tim ahli dari Universitas Kedokteran di Teheran, Iran. Mereka menggunakan arsenik trioksida untuk mengobati acute promyeloctytic leukaemia. Namun, menurut Dr David Grimwade dari Guy’s, dari King’s & St Thomas’s School of Medicine, Inggris, terapi ini merupakan kemoterapi tradisional yang sudah lama digunakan sebagai terapi kanker. Yang menarik, Ken Campbell dari Leukaemia Research Fund malah heran karena baru kali ini dia mendapati bahwa arsenik trioksida digunakan untuk terapi leukemia.
Antitumor Promoter di Indonesia
Prof Dr dr Sjamsuridjal Djauzi, direktur utama RS Kanker Dharmais (RSKD) mengatakan, penelitian berbagai terapi untuk kanker terus dilakukan. “Kami terus mencoba melakukan penelitian terhadap berbagai bahan dan metode untuk terapi kanker. Salah satunya seperti yang dilakukan di Kuba yang kami berminat untuk menerapkannya di sini, seperti lewat vaksin.”
Langkah penelitian lainnya, lanjut Sjamsuridjal, adalah yang dilakukan oleh RSKD bekerja sama dengan Jurusan Farmasi FMIPA UI dan Jurusan Farmasi Universitas Tujuh Belas Agustus. Penelitian itu melibatkan tim yang terdiri atas Wan Lelly Heffen, Dewi Kristanti, Nurhuda, Erilia, Deby, Mirna, dan Ade Novi.
Penelitian mereka berupaya menekan tumor promoter dengan beberapa komponen dari obat hasil alam. Studi fitokimia ini mempunyai keuntungan besar pada aplikasi klinis. Soalnya, daya toksositasnya rendah sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Pengujian potensi sitotoksik beberapa jenis tumbuhan telah dilakukan di RSKD terhadap kanker serviks sel line. Tumbuhan itu antara lain Curcuma zeodoaria (temu putih), Curcuma domestica (kunyit), dan Curcuma mangga (temu mangga), serta Phaleria macrocarpa Boerl. (mahkota dewa).
Dari penelitian tersebut, ternyata rimpang segar temu putih mempunyai potensi kematian sel kanker di atas 50 persen. Kemampuan ini pada konsentrasi 50, 100, 150, dan 200 mikrogram/ml. Sedangkan untuk sediaan jadi temu putih (ZF kapsul) mempunyai potensi kematian sel kanker di bawah 50 persen pada dosis yang sama. Sementara itu, daging buah segar mahkota dewa memiliki potensi kematian sel kanker di atas 50 persen pada konsentrasi 100, 150, dan 200 mikrogram/ml.
Kesimpulan dari penelitian tersebut, jenis-jenis tumbuhan alam ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi antitumor promoter. Ini dilakukan sebagai pengobatan suportif pada kanker.
Sumber: Republika Online – Selasa, 30 Nopember 2004 – Penulis : wed

Tanaman Pelawan Kanker Dari Kunyit Putih hingga Benalu

Tumbuh-tumbuhan di Indonesia terbukti mampu mencegah maupun mengobati kanker. Meski perlu penelitian dan pengembangan lebih lanjut, sejumlah tanaman seperti kunyit putih, tapak dara, daun dewa hingga benalu telah digunakan penderita kanker sebagai ikhtiar mengobati penyakitnya. Banyak yang berhasil sembuh sehingga pengobatan tradisional pun menjadi tumpuan harapan baru bagi para penderita kanker.

Kunyit putih diyakini memiliki khasiat antikanker. Meski demikian cuma kunyit putih jenis mangga (Curcuma mangga) yang tumbuh terbatas di tempat yang bersuhu dingin di Indonesia, yang dapat mencegah atau mengobati kanker. Kunyit putih ini mempunyai ciri tertentu, antara lain bintik umbinya seperti umbi jahe dan berwarna kuning muda (krem). Dalam keadaan segar baunya seperti buah mangga kweni dan bila telah diekstrak atau dijadikan bubuk, warnanya tetap kuning muda (krem).

Sementara tapak dara (Catharanthus roseus) telah teruji sebagai bahan pencegah dan penumpas sel kanker. Tanaman yang masih termasuk keluarga Apocynaceae atau kamboja-kambojaan ini mengandung dua senyawa golongan alkaloid vinka yakni vinkristin dan vinblastin yang berkhasiat menghambat perbanyakan dan penyebaran sel kanker.
Vinkristin digunakan sebagai bahan pengobatan kanker bronkial, tumor ganas pada ginjal, kanker payudara, dan berbagai jenis tumor ganas yang awalnya menyerang urat saraf maupun otot. Tanaman yang di Sumatera disebut rumput jalang itu juga mengandung alkaloid cabtharanthin yang diperkirakan dapat mendesak dan melarutkan inti sel kanker.

Sebagai obat kanker payudara, rebus 22 lembar daun tapak dara dan buah adas (Foeniculum vulgare) serta kulit kayu pulasari (Alyxia reinwardti) dengan tiga gelas air. Bubuhi gula merah secukupnya. Setelah mendidih sampai tinggal setengahnya, saring. Ramuan diminum tiga kali sehari masing-masing setengah gelas. Pengobatan dilakukan paling tidak selama sebulan.

Keladi tikus (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) juga telah diteliti sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker. Untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, tiga batang keladi tikus lengkap dengan daunnya (kurang lebih 50 gram) direndam selama 30 menit, tumbuk halus dan peras. Air perasan ini disaring lalu diminum. Di Malaysia, sudah ada uji ilmiah khasiat keladi tikus. Bahkan ekstrak keladi tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan tanaman lainnya dalam dosis tertentu, sudah dipasarkan di negeri jiran tersebut.

Air perasan temu lawak (Curcuma Zedoaria) juga mujarab sebagai obat kanker. Menurut Andrew Chevallier Mnimh, herbalis asal London, dalam temulawak terkandung curcumol dan curdione yang berkhasiat antikanker dan antitumor. Di Cina, temulawak telah lama digunakan sebagai obat kanker leher rahim. Tanaman ini bisa meningkatkan efek mematikan sel kanker ketika dilakukan radioterapi dan kemoterapi.
Mengkudu juga tengah populer sebagai tanaman obat-obatan yang manjur. Daging buah mengkudu atau pace (Morinda citrifolia L.) mengandung dammacanthel, zat antikanker yang mampu melawan pertumbuhan sel abnormal pada stadium prakanker dan dapat mencegah perkembangan sel kanker. Sari dari perasan dua atau tiga buah mengkudu dapat dibubuhi madu agar rasanya lebih nikmat. Sebaiknya pilihlah mengkudu yang tidak terlalu masak karena alkohol yang terbentuk akibat proses fermentasi pada mengkudu yang terlalu masak merusak zat-zat penting yang terkandung di dalamnya.

Daun dewa (Gynura divaricata) juga merupakan tanaman yang telah dikenal sebagai tanaman antikanker. Ramuan 30 gram daun dewa segar, 20 gram temu putih, 30 gram jombang yang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kanker. Dapat pula menggunakan bahan lain seperti 30 gram daun dewa segar, 30 gram tapak dara segar, 30 gram rumput mutiara, 30 gram rumput lidah ular direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 500 cc. Airnya disaring lalu tambahkan madu secukupnya, aduk kemudian diminum selagi hangat.

Daun ceremai (Phyllanthus acidus) juga dapat dapat digunakan sebagai obat antikanker. Segenggam daun ceremai muda, sejumput daun belimbing, bidara upas sejari, gadung cina sejari dan gula aren direbus dengan tiga gelas air hingga tinggal segelas. Ramuan ini diminum tiga kali sehari masing-masing satu gelas.
Sementara senyawa dalam benalu telah lama diperkirakan bekerja sebagai penghambat keganasan kanker. Benalu yang direbus menjadi teh terbukti dapat dipakai sebagai obat penunjang selama menjalani kemoterapi (terapi dengan mengonsumsi obat antikanker).

Bagi Anda yang belum terkena kanker, tumisan brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat dan daging ikan dengan bumbu sedikit garam dan bawang putih, mampu menjadi masakan yang kaya akan zat antikanker. Penelitian Universitas Harvard terhadap 48.000 orang pada tahun 1995 menunjukkan risiko terkena kanker prostat bagi mereka yang memakan 10 kali hidangan yang mengandung tomat per minggu turun sampai hampir separuhnya. (nat) Sinar Harapan

Teh Rosella, Penurun Kolesterol Sekaligus Antioksidan

Teh rosella yang banyak tumbuh di China, India, dan Taiwan seringkali digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Tapi ternyata manfaatnya tak hanya sekedar menurunkan kolesterol, teh ini juga mengandung antioksidan serta mengurangi tekanan darah tinggi.

Studi para ahli di Shan Medical University of Biochemistry di Taiwan mengambil ekstrak Rosella dan terbukti menurunkan kadar LDL kolesterol serta mengurangi resiko penyakit jantung. Hasil penelitian ini dipublikasikan di Journal of the Scinece Of Food and Agriculture yang diprakarsai oleh Dr.Chau – Jong Wang.

Dr. Chau-Jong Wang menyatakan bahwa penelitiannya telah membuktikan komponen ekstrak rosella dapat mengurangi kolesterol dan lemak yang tertimbun di pembuluh darah.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dr.Charmaine Griffiths, juru bicara dari British Heart Foundation seperti yang dilansir BBC bahwa ada suatu kandungan antioksidan yang dinamakan flavonoid yang bisa mengurangi LDL atau kolesterol jahat.

Sedangkan seorang peneliti dari Insititute of Biochemistry and Biotechnology di Chung San Medical University, Yun Ching Chan, menyatakan bahwa pigmen dari rosella yang dikeringkan cukup efektif dalam menghancurkan sel kanker. Untuk itu, penelitian lebih lanjut mengenai hal ini masih dilakukan.

Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa untuk mengurangi kolesterol, Anda tidak hanya dengan meminum teh saja. Tentunya, akan lebih baik jika Anda menyertakan olahraga dan makan makanan yang sehat untuk menjaga kesehatan Anda

Khasiat Kunyit Putih (curcuma mangga)


(curcuma mangga), sebagai anggota keluarga besar Curcuma, mengandung zat kurkumin. Dalam buku Encyclopedia of Medical Plants dinyatakan, kurkumin mempunyai khasiat anti-oksidan dan anti-inflamasi. Bahkan khasiat anti-oksidannya lebih kuat dari vitamin E, sedangkan khasiat anti-inflamasinya lebih kuat daripada hidrokortison kimia/sintetis.

Menurut laporan American Institute of Cancer Report yang dimuat The New York Times akhir Juli 1999, kanker dapat dicegah dengan kunyit. Zat anti-oksidan pada kunyit berfungsi mencegah kerusakan asam deoksiribonukleat (senyawa yang menyusun gen), karena kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.

Sedangkan kurkumin bersama feruloyl dan 4-hydroxy-cinnamoyl adalah senyawa anti-inflamasi yang terdapat pada rimpang kunyit.

Kesimpulannya, kedua kandungan kurkumin tersebut sangat berperan dalam memerangi kanker, yaitu mencegah kerusakan gen sekaligus mencegah peradangan (inflamasi), karena pada penyakit kanker selalu terjadi inflamasi.

Penetrasi ke dalam sel kanker

Hasil penelitian Dr. Retno S Sudibyo yang dimuat dalam Tempo 30 Mei 1999 menyebutkan bahwa Curcuma mangga mengandung “protein toksis”. Sejenis Ribosome in Activating Protein (RIP). Inilah protein yang mampu menonaktifkan Ribosom, sehingga sintesa protein di dalam sel terganggu. Protein tersebut lebih mudah melakukan penetrasi ke dalam sel kanker daripada sel sehat. Akibatnya sel kanker tidak dapat berkembang biak. Karena sel kanker memiliki batas umur, maka lama kelamaan akan habis dengan sendirinya.

Dari uraian tersebut terlihat tiga manfaat Curcuma mangga dalam memerangi kanker, yaitu :

  • RIP memblokade pengembangbiakan sel kanker, sehingga lama-lama akan habis.
  • Antioksidan pada kurkumin mencegah kerusakan gen dimana kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.
  • Zat anti inflamasi pada kurkumin bermanfaat menghilangkan peradangan padahal kanker selalu disertai peradangan.
  • Karena Curcuma mangga termasuk bahan alami, maka pemakaian dalam jangka panjang sekalipun, tetap aman bagi manusia.

Pencegahan tetap lebih baik

Tidak semua penyakit kanker mudah dideteksi sejak dini. Malah ada beberapa kasus yang baru diketahui setelah menginjak stadium lanjut. Dr. Sjahrul Sjamsudin, Sp. OG dari FKUI / RSCM pernah menguraikan kanker ovarium merupakan pembunuh tersembunyi (silent killer), dengan angka survival hanya 30%. Dari data RSCM diketahui bahwa terdapat 10 kasus kanker ovarium setiap bulan. Dikatakan juga, sekitar 70% dari kasus kanker itu (Kompas, 2 Agustus 2000) diketahui ketika telah menyebar.

Seorang ahli lain, dr. Samsuridjal menerangkan bahwa dikalangan pria, umumnya pada usia 45 tahun, terjadi pembesaran prostat secara perlahan-lahan.

Dalam literatur tentang gangguan pembesaran prostat disebutkan adanya dua kemungkinan, yaitu pembesaran sel (hipertropi) dan peningkatan jumlah sel (hiperplasia). Salah satu dari keduanya dapat berkembang menjadi kanker prostat (Kompas 26 Desember 1999 dan Senior 07/19 Agustus 1999).

Kita semua mengetahui bahwa obat kanker adalah untuk mengobati penderita kanker. Bukan untuk orang sehat. Curcuma mangga bukanlah obat, tetapi bahan alami yang berkhasiat untuk menghambat laju pengembangbiakan sel kanker, sekaligus bermanfaat untuk mencegah kerusakan gen – salah satu penyebab timbulnya kanker.

Sifat dari kandungan Curcuma mangga, yaitu RIP adalah menghambat laju pengembangbiakan sel kanker, sehingga efek terapinya bersifat tidak langsung yaitu menunggu matinya sel kanker itu sendiri.

Kesimpulannya, efek terapi dengan bahan alamiah ini memerlukan waktu yang relatif panjang. Hasil kemajuan penderita juga relatif pelan, yang berarti memerlukan kesabaran. Namun kenyataan yang mendukung yaitu bahwa Curcuma mangga adalah bahan alami, sehingga aman bagi penderita

Takaran untuk mengkonsumsi Curcuma mangga

  • Untuk penyembuhan : 4 – 5 kali sehari, satu sendok teh ( diseduh dengan setengah gelas air ).
  • Untuk pencegahan : 1 – 2 kali sehari, satu sendok teh

3 komentar:

  1. Bagus sekali itu bunga rosela dan sangat berkasiat, bila membutuhkan bisa hub kami 081335929777, tq

    BalasHapus
  2. ternyata cukup mudah untuk menemukan obat kanker, kunyit putihpun bisa mengatasinya ya, jadi solusi yg cukup murah

    BalasHapus