JAKARTA- Inovasi yang ditawarkan tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini bisa menjadi alternatif pangan Indonesia. Ketiganya mengolah biji ketapang sebagai pengganti kacang kedelai dalam pembuatan tempe.
Lia Nurul Husnah, Meivitasari, dan Pradekatiwi melihat, pemanfaatan biji ketapang yang dengan mudah mereka dapatkan di sekitar kampus, masih sangat minim. Padahal kandungan gizinya cukup tinggi. Biji ketapang yang sudah bersih dari kulitnya mengandung protein hingga 25,3 persen, gula 16 persen, serat 11,75 persen, dan karbohidrat 5,8 persen. Selain itu, biji ketapang juga mengandung berbagai macam asam amino dan dapat dipanen setiap tiga bulan.
"Saat ini, biji ketapang hanya digunakan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam pembuatan kue, bahan pembuatan selai, dan bahan mi. Biji ketapang pun akhirnya banyak terbuang sebagai sampah organik," ujar Lia seperti dinukil dari situs UNY, Kamis (23/12/2010).
Kandungan gizi yang cukup tinggi itulah yang mendorong ketiganya mengolah biji ketapang menjadi tempe, selai, dan mi. Selain sebagai alternatif pangan bergizi tinggi, pemanfaatan biji ketapang tersebut juga menjadi salah satu solusi pengolahan sampah organik.
Membuat tempe biji ketapang sangat mudah. Bahan yang dibutuhkan adalah biji ketapang, ragi, dan daun pisang sebagai pembungkus. Pertama-tama, biji ketapang yang sudah dicuci bersih direndam dengan ragi selama sehari semalam. Biji ketapang yang sudah direndam tersebut kemudian dicuci lagi di bawah air mengalir sambil dibelah-belah menjadi ukuran yang layak diragi untuk mempercepat proses fermentasi. Kemudian, biji ketapang yang sudah dicuci bersih direbus sampai empuk. Setelah matang, biji ketapang tersebut dicuci lagi di bawah air mengalir, kemudian tiriskan.
Lalu, atur biji ketapang dalam wadah agak lebar dan dinginkan. Setelah dingin, bubuhi permukaan biji ketapang dengan ragi tempe sampai rata dan bungkus rapat dengan daun pisang. Lubangi bagian atas dan bawah bungkusan calon tempe biji ketapang agar udara bisa masuk. Bungkusan tempe kemudian kita atur dalam lemari yang telah dialasi dengan rak berjeruji agar sirkulasi udara lancar. Simpan selama 36 jam, dan tempe pun siap kita olah. (rfa)(rhs)
Minggu, 06 Maret 2011
Tempe Biji Ketapang dari UNY
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar