Seperti diketahui formalin sendiri bukanlah pengawet pangan, namun merupakan antiseptik mikroba yang hanya digunakan dalam industri pengolahan produk non-pangan seperti plastik. Bisa dibayangkan jika kita mengkonsumsi makanan yang mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh ini bisa menyebabkan beberapa penyakit dan memberi pengaruh buruk pada fungsi organ tubuh lainnya selain bisa memicu kanker.
Kehadiran formalin ke dalam tubuh akan mengacaukan susunan protein atau RNA sebagai pembentuk DNA di dalam tubuh manusia. Jika susunan DNA kacau, maka akan memicu terjadinya sel-sel kanker dalam tubuh manusia. Meskipun proses ini memakan waktu lama, namun cepat atau lambat jika setiap hari tubuh kita mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin, kemungkinan untuk terjadinya kanker sangat besar.
Namun bagaimana menggantikan formalin sebagai bahan pengawet makanan? Pakar biokimia nutrisi dari ITS Surabaya Dr NL Ida Soeid MS mengatakan kunyit dan air bawang putih bisa menjadi alternatif pengganti formalin dan tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
Warna kuning pada tahu selain memberi warna kuning juga sebagai antibiotik yang membuat tahu tak cepat masam. Tapi jika ingin warna putih bisa menggunakan air bawang putih untuk merendam tahu agar lebih awet dan tidak segera masam. Meskipun sebenarnya proses pembuatan tahu sendiri sudah dapat mengawetkan tahu.
Proses pembuatan tahu sendiri tak dilakukan dengan cara memasak kacang kedelainya terlebih dahulu hingga matang, namun semuanya dilakukan dalam keadaan mentah, sehingga tahu yang dihasilkan tidak bertahan lama.
Sementara untuk mie bisa menggunakan air kie yang bisa di beli di toko obat Cina. Air ki bisa mengawetkan mie dengan aman, karena air ki sendiri diperoleh dari proses pengendapan air dan abu merang padi. Jika ingin sedikit repot kita bisa membuat air ki sendiri. Caranya sangat mudah, tinggal membakar merang padi, kemudian ambil abunya, lalu dicampur air dan diendapkan. Sayangnya merang sulit dijumpai karena petani kerap membakar batang padi dan merangnya segera setelah dirontokkan.
Sementara pengawetan untuk ikan, baik ikan basah maupun kering atau asin bisa diawetkan dengan asam sitrat, yang banyak dijual di toko-toko kimia. Namun akan lebih baik jika membuat secara alamiah melalui proses kimiawi dengan mikroba, yaitu dengan campuran air kelapa yang diberi mikroba. (rit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar