Senin, 16 Mei 2011

Mata Cermin Tubuh Sehat (1)

Mata bukan hanya sebagai jendela jiwa, tapi juga cermin kesehatan. Lewat salah satu bagian kecil pada mata dapat diketahui kondisi organ tubuh kita.

Tak banyak orang tahu bila selaput pelangi atau iris mata juga dapat berubah sesuai dengan kondisi atau stamina tubuh secara keseluruhan. Namun, ilmu yang memperhatikan bagian kecil pada mata (iris) - iridologi - ini, sebetulnya sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu.

Adalah Dr. Ignatz von Peczelli seorang dokter medis asal Hungaria dan Rev. Nils Liljequist, seorang pendeta Swedia yang pada abad ke-19 mengamati perubahan gambaran iris mata seekor burung hantu yang mengalami cedera patah kaki.

Berdasarkan pengamatan mereka inilah kemudian dijadikan dasar metoda untuk mendiagnosa pasien yang menjalani pembedahan dan otopsi mayat untuk menentukan penyakitnya sebelum kematian. Dr. Ignatz von Peczelli juga membuat peta iridologi pertama berdasarkan pengamatannya tadi.

Lalu pada 1982 Bernard Jensen, D.C., Ph.D. melakukan pengamatan pada 350 ribu pasien. Dari hasil pengamatannya itu lalu dibuatlah sebuah peta iridologi, yang merupakan pengembangan diagnosa iridologi yang lebih akurat dari sebelumnya. Peta inilah yang hingga saat ini digunakan untuk menjelaskan deskripsi dari tanda-tanda gangguan pada organ yang dapat dibaca berdasarkan perubahan di bagian tertentu pada iris mata.

Dokter Rini Damayanti Siregar, Dipl.CN , BA of Natural Healing, praktisi iridolog di RS Dustira Kesdam III Siliwangi, Cimahi Bandung, dan sekarang menjabat sebagai Medical Consultant dari PT BAE Orbit Senusantara menjelaskan, ilmu memindai iris mata ini sangat berguna pula bagi para nutrisionis untuk menentukan jenis diet sesuai dengan gangguan organ yang mungkin dimiliki seseorang.

"Iridologi sangat berguna untuk mengevaluasi refleksi kondisi atau ekspresi jaringan maupun organ tubuh seseorang, yang mungkin diakibatkan oleh kelemahan bawaan, timbunan racun, integritas dan fungsi tubuhnya," terang Rini.

Diagnosa Penyakit
Satu pertanyaan besar yang mungkin muncul di benak Anda saat mulai mengetahui soal ilmu iridolog ini adalah, "Mengapa iris mata?" Tentu aneh jika mengaitkan persoalan ginjal, usus besar, atau organ genital yang jauh dari posisi mata. Iris berupa sebuah selaput yang berada pada bagian depan mata, yang selama ini fungsinya dikenal untuk mengatur cahaya yang masuk ke kornea mata.

Namun ternyata, di luar fungsi utamanya sebagai salah satu bagian dari organ penglihatan, iris mata juga memiliki 28 ribu serabut syaraf yang terhubung ke otak melalui syaraf optikus. Ribuan syaraf otonom ini ikut bereaksi ketika terjadi perubahan kondisi organ tubuh, dan akan tampak melalui pola serat dan warna yang ditampilkan.

Misalnya, pada bagian bawah iris mata kita ternyata dapat menggambarkan kondisi organ seperti ginjal dan vagina. Lalu, pada bagian tengah dalam mata, akan berkaitan dengan kelenjar thyroid, dan seterusnya.

Jika pada area yang berkaitan dengan organ tadi terjadi perubahan warna, bisa jadi ada kelainan pada organ itu. Misalnya, jika pada sekitar iris tampak bergerigi, bisa jadi menandakan adanya masalah tukak lambung. Atau, warna pucat di batas iris, dapat menandakan kondisi anemia ekstrim, dan seterusnya.

Nah, dengan melakukan pemindaian atau pengamatan secara lebih akurat berdasarkan pendekatan iridiologi ini, akan ditemukan beberapa diagnosa adanya gangguan fungsi organ-organ pada tubuh kita.

Laili Damayanti
Ilustrasi: Daniel Supriyono/NOVA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar